Platyhelminthes berasal dari Bahasa Yunani, dari kata Platy = pipih dan helminthes = cacing.
Sebelumnya Platyhelminthes dikelompokkan dalam filum yang sama
dengan Nemathelmintes dan Annelida dalam kelompok cacing-cacingan (Vermes), pada sistem klasifikasi terbaru dibuat dalam filum tersendiri.
A. CIRI-CIRI UMUM
1. ukuran tubuh mikroskopis dan ada yang memiliki panjang tubuh
hingga lebih dari 20 cm,
2. bentuk tubuh pipih, simentris bilateral
3. memiliki 3 lapisan tubuh embrional, tanpa rongga (tripoblastik
aselom)
4. tubuh lunak, kulit tubuh mengandung kutikula, tidak bersegmen
(ruas)
5. belum memiliki sistem peredaran darah : transpor dilakukan
langsung dari satu sel ke sel lainny melalui cairan ekstraseluler
6. belum memiliki sistem respirasi : difusi udara dilakukan melalui
permukaan tubuh
7. alat pencernaan belum sempurna umumnya hanya memiliki mulut
belum memiliki anus.
8. alat ekskresi berupa sel api (protonefridium) yang mengeluarkan
zat sisa melalui permukaan tubuh.
9. sistem saraf berupa sepasang ganglion (kumpulan sel saraf)
anterior atau dinding saraf yang dihubungkan oleh satu sampai
tiga pasang tali saraf.
10. ada yang hidup soliter dan ada juga yang hidup parasit
B. REPRODUKSI
Dapat berlangsung dengan cara aseksual dan seksual
1. Aseksual
dengan cara meregenerasi tubuhnya yaitu jika bagian tubuh
platyhelmintes terpotong maka bagian tubuh yang hilang akan
segera terbentuk kembali
2. Seksual
Platyhelminthes kebanyakan hermaprodit/monoecious dimana
organ kelamin testes dan ovarium nya membentuk ovotestes,
sehingga mampu melakukan pembuahan sendiri.
Perkembangan cacing ini ada dua macam, yaitu :
- secara langsung (telur menetas menjadi cacing kecil tetapi
menyerupai cacing dewasa)
- secara tidak langsung yaitu melalui beberapa tahapan (fase) /siklus
dimana pada setiap fasenya dalam bentuk yang berbeda, contohnya
reproduksi cacing hati (Fasciola hepatica)
C. KLASIFIKASI
Terbagi menjadi tiga kelas :
1. Turbellaria (cacing cacing rambut getar)
2. Trematoda (cacing hisap)
3. Cestoda ( cacing pita)
1 TURBELLARIA
- tubuh bersilia yang berfungsi sebagai alat untuk bergerak.
Pergerakan didukung juga oleh otot yang membentuk gerakan
seperti gelombang.
- berukuran 15 – 18 mm.
contoh yang familiar adalah Planaria/Dugesia
- Habitat di air tawar
- Pada bagian anterior tubuh Planaria yang berbentuk segitiga
terdapat : - bintik mata yang berfungsi untuk membedakan
keadaan gelap
- aurikel berupa celah yang berfungsi sebagai indera
pembau saat Planaria mencari makanan.
- Pada bagian ventral terdapat mulut yang berbatasan dengan
faring. Melalui mulut, faring dapat dijulurkan keluar untuk
menangkap mangsa yang selanjutnya dicerna di dalam usus.
- Sistem ekskresi berupa protonefridia yang terdiri dari saluran
bercabang-cabang memanjang dari nefridiofor (pori-pori) yang
terdapat pada bagian dorsal (punggung) sampai ke sel-sel api
pada bagian dalam tubuh.
Sel api berbentuk seperti bola (bulbus) yang memiliki silia di
bagian dalam. Gerakan silia akan menggerakan air dalam sel
sehingga mengalir dan pengalami penyaringan.
- Reproduksi aseksual dengan regenerasi tubuh
- Reproduksi seksual : zigot yang terbentuk berkembang tanpa
melalui proses periode larva
|
PLANARIA/DUGESIA |
|
REGENERASI PLANARIA |
|
ALAT EKSKRESI PADA PLANARIA |
|
|
Contoh lain Turbellaria
|
Bipalium |
2. TREMATODA
- hidup parasit pada hati, usus, paru-paru
- tubuh dilindungi oleh lapisan kutikula
- tidak memiliki silia
- disebut sebagai cacing isap karena cacing ini memiliki alat
pengisap.
- alat pengisap terdapat pada mulut di bagian anterior berfungsi
untuk menempel dan menghisap makanan pada tubuh inangnya.
- memiliki fase reproduksi yang komplek karena melibatkan paling
sedikit 2 jenis inang (hospes) yang terlibat dalam siklus hidup/
pergiliran keturunan antara fase seksual dan aseksual
- fase seksual : terjadi saat cacing hati dewasa berada di dalam
tubuh inang utama
- fase aseksual : dengan membelah diri terjadi saat larva berada
di dalam tubuh inang perantara
|
siklus hidup Fasciola hepatica |
Contoh cacing hati yang dapat menginfeksi manusia
1. Opisthorchis sinensis ( Cacing hati cina )
- cacing dewasa hidup pada organ hati manusia.
- inang perantaranya adalah siput air dan ikan.
2. Schistosoma japonicum
- cacing ini hidup di dalam pembuluh darah dan pada saluran
pencernaan manusia.
- manusia merupakan inang utamanya , namun dapat juga
menginfeksi tikus, anjing, babi, dan sapi.
- inang perantaranya adalah siput amphibi Oncomelania hupensis.
- menyebabkan penyakit skistosomiasis dengan ciri demam, anemia,
disentri, berat badan turun, dan pembengkakan hati.
3. Paragonimus westermani
- hidup dalam paru-paru manusia.
- inang perantaranya adalah udang air tawar.
|
Clonorchis sinensis |
|
Schistosoma japonicum |
|
skema tubuh Schistosoma japonicum |
|
Paragonimus westermani |
3. CESTODA
- kebanyakan hidup sebagai parasit pada usus manusia dan
ternak.
- manusia dapat terinfeksi cestoda karena mengkonsumsi
daging ternak yang mengandung sistiserkus cestoda
- tidak memiliki alat pencernaan, karena makanan di ambil
secara langsung dari inangnya.
- tubuh memiliki struktur pipih dan tertutup oleh kutikula
- disebut sebagai cacing pita karena bentuknya pipih panjang
seperti pita dengan panjang dapat mencapai antara 2 - 3m
- tubuh bersegmen yang terbentuk dari rangkaian proglotid
yang dapat memisahkan diri (strobilasi)
- Setiap proglotid mengandung organ kelamin jantan (testis)
dan organ kelamin betina (ovarium), sehingga dapat malakukan
fertilisasi sendiri.
organisme yang bagian tubuhnya dapat menghasilkan
sendiri disebut organisme metameri
- pada bagian anterior disebut skoleks
- skoleks pada jenis Cestoda tertentu selain memiliki alat
pengisap (sucker), juga memiliki kait (rostellum dan hooks)
yang berfungsi untuk melekatkan diri pada tubuh inang
- alat ekskresi berupa sel api
- sistem saraf tangga tali yang tidak terlalu berkembang
dibanding kelas lainnya pada filum platyhelmintes
- mengalami pergiliran dan metagenensis antara reproduksi
seksual dan aseksual
|
proglotid yang matang |
|
Siklus Hidup Taenia |
Beberapa contoh Cestoda :
1. Taenia saginata
hidup dalam usus manusia inang perantaranya sapi
2. Taenia solium
hidup dalam usus manusia inang perantaranya babi
3. Choanotaenia infudibulum
hidup dalam usus ayam
4. Echinococcus granulosus
hidup dalam usus anjing
5 Diphyllobothrium latum
menyerang manusia melalui inang katak , ikan, Cyclops
(sejenis serangga air) dan udang - udangan
6. Hymnelopsis nana
hidup di usus manusia dan tikus tanpa inang perantara
sumber:http://belajarterusbiologi.blogspot.com/